Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Self Disclosure melalui Second Account Instagram: Media Bebaskan Berekspresi Untuk Generasi Milenial


 Potret profil akun Instagram, sumber : Ulises Leon by pexels

Pendahuluan

Generasi milenial di era digitalisasi sangat dipengaruhi oleh adanya gaya modernisasi. 

Generasi milenial merupakan generasi yang melek teknologi, sehingga pekerjaan kesehariannya tidak jauh dari adanya kecanggihan teknologi. Perkembangan teknologi informasi di era digitalisasi saat ini berkembang sangat pesat menjadi pendukung bagi generasi milenial yang sifatnya menyukai aktivitas serba cepat dan instan. 

Adaptasi terhadap teknologi dan kemampuan yang lebih tinggi dimiliki oleh generasi milenial daripada generasi sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya persentase pengguna internet maupun media sosial.

Di Indonesia sendiri pengguna internet termasuk media sosial telah banyak digunakan oleh semua kalangan dari remaja maupun orang dewasa. Menurut Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa angka pengguna internet di tahun 2021 telah mencapai 62,10 persen (Badan Pusat Statistik, 2022). 

Sedangkan jumlah pengguna media sosial Indonesia menurut riset dari Data Reportal mencapai 191,4 juta pada bulan Januari 2022. Di mana angka ini meningkat 21 juta pengguna dari tahun 2021 (Suara.com, 2022). 

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan media sosial di Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang signifikan.

Media sosial berperan penting sebagai sarana bagi penggunanya untuk mengekspresikan diri maupun mengaktualisasikan diri. Salah satu media sosial yang tengah populer saat ini untuk dijadikan sarana mengekspresikan diri adalah instagram. Dilansir dari dataindonesia menunjukkan bahwa di Indonesia instagram memiliki 99,9 juta pengguna aktif bulanan instagram pada April 2022 (Data Indonesia, 2022). 

Platform ini memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto dan video, dan terdapat pula fitur untuk menyukai, berkomentar, membagikan saluran lanjutan serta menawarkan layanan interpersonal. 

Dengan demikian, antara pengguna instagram dapat menunjukan hubungan interaksi sosial antara pengguna yang satu dengan yang lainnya.

Ketika kita memulai untuk berhubungan dengan orang lain, kita perlu melakukan pengungkapan diri (self disclosure) sehingga menciptakan hubungan semakin dekat. 

Keterbukaan diri merupakan kemampuan untuk mengungkapkan informasi dirinya sendiri yang biasanya tidak ditemukan oleh orang lain. Adanya self diclosure memungkinkan seseorang untuk menilai diri kita sendiri dan menjadikan kita dapat berbagi tentang apa yang dirasakan. 

Biasanya ketika seseorang memulai terbuka terhadap orang lain, maka hal tersebut juga akan mendorong orang lain untuk melakukannya juga. 

Pembahasan

Self disclosure (pengungkapan diri) merupakan kemampuan yang dimliki seseorang untuk memberikan reaksi, tanggapan maupun informasi tentang dirinya sendiri yang biasanya di sembunyikan. Seseorang yang memiliki self disclosure yang baik akan lebih memahami dirinya sendiri. 

Hal ini dikarenakan seseorang akan lebih mudah untuk mengekspresikan dirinya sendiri tanpa takut akan penilaian orang lain terhadap dirinya. Oleh karena itu self disclosure umumnya dilakukan kepada orang yang dipercaya. 

Upaya untuk memahami diri sendiri dapat dikaitkan dengan sebuah konsep yang disebut dengan “Johari Window” atau “Jendela Johari”, yaitu sebuah kaca jendela yang memiliki empat bagian wilayah yang didalamnnya merupakan satu kesatuan pada diri setiap orang. 

Keempat bagian tersebut yaitu terbuka (open area), buta (blind area), tersembunyi (hidden area) dan tidak dikenal (unknown area). Di mana konsep teori ini juga mengandung perspektif yang berbeda dan pemahaman-pemahaman yang akan mempengaruhi pandangan seseorang. (Luft & Ingham, 2020)

Instagram sebagai salah satu platform media sosial populer di kalangan generasi milenial digunakan sebagai sarana untuk menunjukan kebebasan berekspresi ini memiliki daya tarik tersendiri melalui berbagai fitur yang ditawarkan. 

Dengan mengunggah foto maupun video yang akan menjadi konsumsi publik yang mana pada akhirnya akan disukai dan dikomentari menjadikan instagram dimanfaatkan untuk mengelola kesan, mereperentasikan diri yang baik di mata publik serta untuk menunjukan sisi diri yang ingin lebih ditonjolkan oleh penggunanya. 

Fenomena ini menjadi lebih menarik lagi karena beberapa pengguna memperlakukan akun mereka secara berbeda. 

Berdasarkan teori dramatturgi Goffman menyebutkan bahwa presentasi diri setiap orang akan terjadi dimanapun sebab mereka memiliki alasan untuk untuk menampilkan diri secara berbeda.

Terdapat satu sisi di mana seseorang menginginkan dirinya dipandang secara ideal dan mendekati kesempurnaan dan juga sebaliknya (Iksandy, 2022). Oleh sebab itu, di antara banyaknya jumlah akun yang ada dalam instagram, beberapa diantaranya hanya dimiliki oleh satu pengguna. 

Artinya, pengguna memiliki akun instagram lebih dari satu yang digunakan dengan beragam kepentingan yang berbeda. Akun lainnya inilah yang disebut second account.

Second account di instagram sendiri bukanlah hal yang baru yang dilakukan banyak orang. Mereka melakukannya untuk berbagai tujuan salah satunya yaitu kebebasan dalam berekspresi. Pikiran dan emosi penggunanya mampu lebih bebas dituangkan karena mereka membatasi followers dalam akun tersebut dan hanya seseorang yang dipercayalah yang menjadi pengikutnya. 

Dengan demikian, seseorang berani menuangkan pikiran serta emosinya karena rasa saling percaya tersebut. Hal inilah yang menjadikan wujud dari self disclosure lebih mudah untuk dilakukan. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Edy Prihantoro dkk, second account instagram merupakan upaya untuk melakukan self disclosure di media sosial dan orang lain. 

Hal ini akan memudahkan seseorang untuk menilai kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya serta dapat mengembangkan dirinya sendiri karena rasa nyaman dalam melakukan keterbukaan dalam second account. 

Terdapat beberapa wujud atau bentuk self disclosure melalui adanya second account bagi para penggunanya yaitu sebagai berikut:

1. Kebebasan berekspresi, melalui second account mampu menjadikan seseorang lebih terbuka untuk membagikan aktivitas kehidupan sehari-hari, menyalurkan hobi, menyalurkan perasaan yang terpendam, menghibur dirinya sendiri dengan hal lucu dan membagikannya serta hal-hal lainnya yang tidak dapat dilakukan melalui first account. 

Kebebasan berekspresi inilah yang memberikan kepuasan tersendiri bagi pengguna second account instagram, meskipun apa yang dibagikan tidak mendapatkan tanggapan dari pengikutnya.(Andrian et al., 2022)

2. Keabsahan Sosial, dapat diwujudkan dengan berbagai tanggapan seperti tanda suka dan komentar akan postingan yang seseorang bagikan melalui second account. 

Selain itu juga terjadi interaksi sosial dengan orang terdekat yang dipercaya atau followers dalam second account dengan menanggapi story instagram maupun kegiatan berbalas komentar.

3. Menjernihkan Pikiran, melalui second account seseorang akan dengan mudah untuk berbagi postingan tentang hal-hal yang berhubungan dengan idolanya yang akan maupun keluh kesahnya tentang kehidupan. 

Di mana seseorang beranggapan bahwa dengan menyalurkan perasaan yang terpendam tersebut akan membuatnya semakin lega dan pikiran semakin ringan. Dengan memposting apa yang digemari seperti idolnya akan membuat seseorang merasa puas dan senang.

4. Meningkatkan Kepercayaan Diri, kebebasan berekspresi yang ditawarkan dalam second account ini menjadikan seseorang lebih percaya diri akan postingan apa yang akan mereka bagikan karena tidak ada batas atau standar kesempurnaan dalam second account. 

5. Kendali Sosial, identitas dalam second account seringkali disembunyikan sehingga seseorang lebih memilih untuk menggunakan nama-nama yang tidak sesuai dengan data dirinya. Dengan menjadi anonim inilah membuat seseorang lebih nyaman dan mudah untuk menjadi dirinya sendiri. (Andrian et al., 2022)

Second account instagram membuat penggunanya merasa lebih bebas. Mereka berpendapat banyak hal-hal yang tidak bisa dilakukan secara bebas di first account instagramnya seperti spamming yang menurut mereka akan mengganggu pengguna lainnya. 

Hal ini juga didukung anggapan bahwa first account instagram dibentuk untuk menggambarkan personal branding mereka yang mana menunjukkan kesan yang ideal dan baik bagi seseorang yang melihatnya. 

Sementara di second account seseorang lebih mudah untuk menjadi diri sendiri dan melakukan self disclosure yang akan membawa pada perasaan senang dan kelegaan tanpa takut akan mengganggu pengguna lainnya karena sifatnya lebih privasi dan hanya orang terdekatlah atau yang dipercaya. 

Pengungkapan diri atau self disclosure ini penting bagi generasi milenial untuk membangun eksistensi diri, menemukan identitas diri dan juga sebagai sarana komunikasi dan informasi untuk sesama (Luft & Ingham, 2020). 

Media second account instagram ini akan menjadi salah satu upaya efektif untuk mewujudkan self disclosure secara optimal yang berdampak secara langsung mejadi strategi untuk menemukan jati diri maupun eksistensi diri seseorang. 

Di mana ketika seseorang mampu untuk mengenal dirinya secara mendalam baik dari segi kekurangan dan kelebihan yang dimiliki ini akan memudahkan mereka untuk menemukan jati dirinya.Eksistensi diri maupun menemukan jati diri ini akan membawa seseorang untuk membentuk konsep diri yang tepat.

Kesimpulan

Generasi millenial tidak jauh dari pemanfaatan perkembangan teknologi yang ada pada saat ini seperti halnya media sosial instagram. Instagram sendiri merupakan salah satu platform media sosial yang populer semua kalangan terutama generasi millenial.

Oleh karena itu, dari banyaknya pengguna instagram ada yang memiliki lebih dari satu akun instagram atau disebut dengan second account. Second account instagram sendiri lebih dimanfaatkan sebagai media untuk melakukan pengungkapan diri atau self disclosure yang mana hal tersebut tidak dapat dilakukan secara bebas melalui first account penggunanya. 

Beberapa self disclosure yang dilakukan melalui second account instagram yaitu diwujudkan dalam beberapa bentuk yaitu kebebasan untuk berekspresi, keabsahan sosial, menjernihkan pikiran, meningkatkan kepercayaan diri, dan juga kendali sosial. 

Self disclosure menjadi salah satu cara yang efektif bagi generasi milenial untuk menemukan eksistensi diri dan jati dirinya. Hal ini karena seseorang yang mampu melakukan self disclosure akan lebih memahami dirinya sendiri sehingga nantinya mereka mampu menemukan konsep diri yang tepat bagi dirinya sendiri.

Sumber Referensi

Andrian, B., Sm, A. E., & Octaviani, V. (2022). Analisis Self Disclosure Pengguna Second 

Account Instagram di Kalangan Mahasiswa Universitas Dehasen Bengkulu. Jurnal Ilmu 

Sosial Dan Politik, 2(1), 55–60.

Iksandy, D. Y. (2022). Dramaturgi Pengguna Second Account Di Media Sosial Instagram. 

SOURCE : Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 24. https://doi.org/10.35308/source.v8i1.4546

Luft, J., & Ingham, H. (2020). Self Disclosure. 18(3), 312–323.

Data Indonesia. (2022). Pengguna Instagram Indonesia Terbesar Keempat di Dunia. 

dataindonesia.id

Data Reportal. (2022). Jumlah Pengguna Media Sosial Indonesia Capai 191,4 Juta per 2022. 

suara.com 

Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik Telekomunikasi Indonesa 2021.bps.go.id

Alive
Alive Alive, seorang yang ingin mengexplore banyak hal...

Posting Komentar untuk "Self Disclosure melalui Second Account Instagram: Media Bebaskan Berekspresi Untuk Generasi Milenial"